Minggu, 17 Agustus 2008

TV Digital

Teknologi Televisi Digital
Setelah 50 tahun sistem transmisi televisi bertahan menggunakan standar analog, di era digital ini hal tersebut dinilai sudah ketinggalan zaman. Memang di tahun-tahun terakhir, mutu pemancaran televisi analog sudah meningkat pesat. Apalagi dengan memanfaatkan saluran kabel atau satelit yang membuat gambar di layer televisi nampak lebih jernih. Namun, sejak tahun 1998 lalu para pengusaha pemancar televisi menyadari ada kendala yang tidak dapat ditembus, untuk terus meningkatkan mutu gambar siaran televisi jika tetap menggunakan standar analog. Ketika itulah dicanangkan perpindahan teknologi dari analog ke digital. Akan tetapi, perpindahannya tentu saja tidak bisa dilakukan secara singkat dan signifikan, sebab masih terdapat ratusan juta pesawat televisi analog yang pada prinsipnya tidak dapat menangkap siaran digital. Di lain pihak terdapat desakan kuat untuk segera memanfaatkan sistem pemancaran digital yang kualitasnya jauh lebih unggul.
Pesawat TV analog tidak bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan pesawat televisi digital yang baru agar dapat menggunakan alat tambahan baru yang berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog. Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar televisinya ataupun dari sisi penerima siaran. Transisi ke TV Digital menyebabkan tersedianya saluran siaran yang lebih banyak. Proses transisi perpindahan meminimalkan resiko kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator televisi maupun masyarakat. Resiko kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi program ataupun perangkat tambahan yang harus dipasang. Perubahan dilakukan melalui masa dimana sebelum masyarakat mampu membeli pesawat penerima digital dan pesawat penerima analog yang dimilikinya dipakai menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran TV Digital. Masa transisi diperlukan untuk melindungi pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima televisi analog untuk dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi televisi digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini.
Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. Dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah (area) penyiaran. Karakteristik sistem penyiaran TV Digital sama di radius yang sama. Desain dan implementasi sistem siaran televisi digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. Televisi digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi tinggi yaang memerlukan tersedianya kanal dengan laju tinggi. Sistem televisi digital mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.
Secara teknik pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 banding 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda. Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru adalah dengan menggunakan format digital.
Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya tidak hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini. Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital. Program dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi terdapat ijin penyelenggara jaringan dan ijin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital. Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital mengalami perubahan baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi terjadi efisiensi penggunaan kanal. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus.
HDTV
Kini di pasaran sudah beredar pesawat televisi yang tergolong memiliki format resolusi tinggi, yang disebut HDTV. Kerapatan gambarnya antara satu sampai dua Mega-pixel. Dengan pesawat televisi resolusi tinggi (HDTV), pemirsa dapat menonton tayangan dengan kualitas luar biasa dan gambar yang lebih realistis. Tentu saja perangkat HDTV tanpa pemancaran digital, tidak ada artinya. Percuma saja jika pesawat televisinya tergolonng resolusi tinggi, tetapi pemancarannya masih menggunakan sistem analog. Selain itu kini semakin disadari keunggulan teknologi digital dibanding analog. Misalnya saja dengan teknologi pemampatan gambar menggunakan program MPEG-2 maka jumlah paket siaran yang dapat dipancarkan dalam sekali waktu, menjadi lebih banyak.
Sebetulnya pemancaran televisi digital di Jerman sudah dimulai sejak tahun 1998, namun dalam bentuk pay-TV yang tidak populer. Salah satu stasiun pemancaran televisi digital di Jerman, Premiere misalnya nyaris bangkrut karena kurangnya pelanggan. Kemajuan teknologi memang tidak serta merta dapat diterima. Sekarang ini, dengan gabungan pemancaran digital dan decoding analog diharapkan secara bertahap teknologinya dapat memantapkan dalam benak masyarakat. Dalam pekan raya komputer, teknologi informatika dan telekomunikasi terbesar di dunia CeBBIT di Hannover, terlihat para produsen peralatan elektronika berlomba-lomba menawarkan televisi resolusi tinggi, HDTV yang dilengkapi penerima digital. Selain pabrik yang sudah memiliki reputasi mantap, seperti Sony atau Siemens, juga produsen baru seperti Samsung dan LG menawarkan produknya yang boleh dibilang merupakan lompatan teknologi. Samsung misalnya menawarkan televisi plasma HDTV terbesar di dunia. Dengan gambar yang amat jernih dan warna yang semakin cemerlang, dipastikan para pelanggan akan pelan-pelan beralih ke televisi teknologi digital.
Keuntungan lain dari perangkat televisi HDTV terbaru adalah semuanya sudah dilengkapi perangkat penerima sinyal digital, jadi decoder tidak diperlukan lagi. Siaran digital dapat diterima dengan mudah oleh perangkat televisi generasi baru ini. Namun masih terdapat kerugian jika menerima siaran televisi digital langsung melalui antena. Sejauh ini, di Jerman pemancaran langsung siaran digital yang disebut paket standar, direncanakan hanya berisi antara 12 sampai 25 program siaran. Sementara melalui kabel, dapat ditangkap sampai 80 program dan melalui satelit lebih dari 100 program. Kelebihan lain dari pemancaran televisi digital, adalah terbukanya peluang untuk siaran interaktif.
Selain itu, surfing online nantinya juga dapat dilakukan memanfaatkan perangkat televisi. Semua kemungkinan ini terbuka, berkat proyek "digital video broadcasting" DVB yang digagas sekitar 300 perusahaan broadcasting dan elektronika di Eropa. Perangkat televisi digital, sebetulnya tidak lain dari perangkat komputer. Karena itu seperti juga komputer, televisi digital membutuhkan sistem operasional dan software terapan. Proyek DVB kemudian mengembangkan "multimedia home platform" MHP, yang dijadikan standarisasi telekomunikasi Eropa (ETSI). Dari namanya saja sudah terlihat bahwa basis dari teknologi pemancaran televisi digital adalah multimedia. Karena itu, kemungkinan yang ditawarkan jauh melebihi dunia pertelevisian yang selama ini kita kenal. Sejauh ini MHP mengandung tiga profil pemancaran. Yang pertama adalah apa yang disebut perluasan program TV dan televisi interaktif. Kemudian profil berikutnya, yakni akses internet. Dan profil ketiga, adalah pemancaran televisi digital melalui perangkat handphone.
Di arena CeBIT, perusahaan pembuat handphone terkemuka di dunia Nokia, juga sudah memperkenalkan prototip handphone untuk menangkap siaran televisi. Dengan pemancaran digital berspektrum lebar semacam itu, di masa depan penawar jasa online melalui system komputer, akan mendapat pasaran baru yakni penawaran akses online melalui kanal televisi. Memang benar motto CeBIT tahun 2004 ini, yakni di masa depan kita akan menjual dan berbelanja dengan cara yang sangat berbeda. Juga bekerja dan menikmati waktu senggang akan sangat berbeda definisinya. Dengan pemancaran televisi digital, ibaratnya gerbang ke masa depan itu sudah dibuka.
Di negara kita sekarang ini, pelaksanaan Uji Coba siaran TV Digital baru akan dimulai pada pertengahan Agustus 2008, momen tersebut akan menjadi tonggak awal menuju era digitalisasi televisi yang dicanangkan Pemerintah pada 2017 nanti. Hal ini diungkapkan oleh Menkominfo M Nuh dalam jumpa pers di Jakarta, akhir pekan lalu. Menurut Nuh, Pemerintah memang berencana untuk menerapkan siaran berbasis digital yang diakuinya memiliki banyak keuntungan. Antara lain, optimasi frekuensi siaran yang memungkinkan 1 kanal dapat diisi sampai 6 program siaran sekaligus Dari sisi teknis, TV Digital jelas lebih baik.
Menteri yang juga mantan Rektor ITS Surabaya ini menceritakan, tren dunia saat ini sudah beralih dari sistem analog ke digital. Sementara, di Indonesia sendiri sudah banyak perangkat TV yang digital, namun siarannya masih menggunakan sistem analog TV-nya digital, tapi transmisinya masih analog. Dengan adanya transmisi digital, lanjut Nuh, maka akan terjadi penghematan kanal siaran, sekaligus keragaman program siaran bagi publik. Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi Depkominfo Freddy H Tulung menjelaskan, sebenarnya yang akan melakukan uji coba siaran TV Digital terbagi dalam 2 tim. Tim pertama dipimpin oleh LPP-TVRI dan RRI, tim kedua adalah konsorsium yang terdiri dari lembaga penyiaran swasta. Namun untuk tim kedua jadwalnya belum ditentukan. Lokasi ujicoba siaran ini akan dipusatkan di wilayah Jabodetabek. Rencananya, pemerintah akan melakukan uji coba selama 6 hingga 9 bulan. Dalam uji coba nanti, akan dibagikan perangkat receiver transmisi Digital yang diberi nama Set Top Box (STB) secara gratis. Gratis disini maksudnya hanya selama ujicoba,bukan berarti pemerintah menyediakan STB untuk selanjutnya.
Pemerintah merencanakan untuk melaksanakan program transmisi digital secara keseluruhan pada 2018 nanti. Sebelum menuju kesana, ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh pemerintah. Setelah ujicoba, pemerintah akan menghentikan pemberian ijin lisensi baru untuk transmisi analog. Lalu, penyelenggaraan pengadaan infrastruktur sistem siaran digital, hingga intensifikasi pemberian ijin bagi operator yang menggunakan sistem full digital. Uji coba yang dilakukan pada pertengahan agustus nanti, rencananya akan dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Istilahnya soft launching, karena launching sesungguhnya rencananya pada 2018 nanti. Penggunaan siaran berbasis digital ini, diakui oleh M Nuh juga akan menjadi sebuah revolusi konten di dunia TV, dimana pemerintah akan memberikan porsi bagi siaran pendidikan di setiap kanal, termasuk 1 slot khusus bagi TV Edukasi yang dikembangkan oleh Pustekkom Depdiknas. Jadi, kerisauan masyarakat terhadap konten TV dapat dijawab dengan program ini.


REFERENSI

  • id.wikipedia.org/wiki/Televisi_digital - 35k
  • www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=
  • www.cybermq.com/index.phpintermezzo
  • www.kompas.com
  • techno.okezone.com/.../ReadStory/2008/08/09/54/135260/uji-coba-siaran-
  • Tjahyono, Bambang Heru.2006.Sistem Jaringan Penyiaran Radio dan Televisi Dimasa Mendatang.Kajian Teknologi Informasi Komunikasi.Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi : Jakarta